Senin, 04 November 2013

Senin, November 04, 2013
PUTRI HIJAU – Musim hujan disertai petir yang sering melanda sejumlah wilayah dalam Provinsi Bengkulu akhir-akhir ini harus disikapi hati-hati. Terbukti, semakin banyaknya saja warga yang menjadi korban sambaran petir. Yang teranyar, tiga warga Desa Datar Ruyung Arga Makmur Bengkulu Utara (BU) masing-masing Sunarto (34), Ridwan (36) dan Iskandar (29) Pukul 17.00 WIB Minggu (3/11) disambar petir di lokasi perbatasan Hutan Produksi Terbatas Lebong Kandis dan lahan Hak Guna Usah PT Anugrah Pramata Ispirasi (API0 di Desa Air Putih Kecamatan Putri Hijau BU.

petirHingga pukul 20.30 WIB tadi malam dua korban masing-masing Sunarto dan Ridwan masih berada di dalam hutan dalam kondisi tak sadarkan diri. Sedangkan Iskandar yang juga sempat tersambar petir dan pingsan sadar sekitar pukul 17.30 WIB dan ebrhasil turun dari puncak hutan untuk emncari bantuan.

Hingga berita ini diturunkan belum ada kejelasan bagaimana nasib kedua korban yang masih di dalam hutan. Pasalnya, masyarakat kesulitan mengevakuasi keduanya lantaran jalan yang harus ditempuh dengan berjalan kaki, sedangkan sejak sore lokasi diguyur hujan deras.

RB yang berhasil menghubungi Iskandar via telepon sekitar pukul 20.00 WIB kemarin mengakui ia sudah tiba di lokasi pemukiman warga di kaki hutan untuk mencari pertolongan. Sedangkan nasib kedua temannya masih belum bisa dipastikan, ia hanya memastikan jika keduanya sudah tidak lagi bergerak saat ia coba menggoyang tubuh keduanya untuk menyadarkan.

“Saya tidak bisa pastikan, meninggal atau tidak. Yang jelas sudah tidak lagi bergerak dan lemas. Bahkan waktu itu masih hujan di diatas (Hutan, red), sayapun terbangun dari pingsan karena hujan itu,” terang Iskandar.

Dentumkan Keras Saat Mencari Ayam

Diterangkanya, sejak Sabtu (02/11)sore  mereka sudah  di lokasi hutan Desa Air Putih BU, mereka berniat mencari burung jenis murai batu dan ayam hutan yang banyak terdapat di lokasi hutan tersebut. Hal ini juga sudah biasa dilakukan ketiganya bahkan keluarga sudah tak heran lagi jika mereka berhari-hari tak pulang dan berada di hutan.  “Kami bukan kali ini, biasanya kami mencari penginapan di dalam hutan ini untuk mikat burung,” kata Iskandar.

Puncaknya, siang kemarin hujan deras melanda hutan tempat mereka berada dan mereka hanya berteduh dibagian pohon besar dalam hutan untuk berlindung dari deras hujan. Tiba-tiba ada suara dentuman petir keras yang didengarnya dan ia tak lagi sadarkan diri.

“Setelah mendengar suara itu, saya tidak ingat apa-apa lagi. Saya terbangun disekitar saya ternyata dua teman saya juga sudah pingsan,” terangnya.

Ia tak lantas meninggalkan rekannya di dalam hutan dan sekitar 15 menit berusaha menyadarkan keduanya. Karena tak kunjung berhasil, dengan penerangan seadanya ia turun dari hutan untuk mencari pertolongan. “Mudah-mudahan saja tidak sampai meninggal, yang jelas tidak lagi bergerak,” ujar Iskandar berharap.
Menariknya, saat berusaha menyadarkan keduanya, ia mengaku jika tak melihat adanya luka bakar atau lebab menghitam layaknya bekas orang tersambar petir di tubuh korban. Namun tentunya ia lagi-lagi tak bisa memastikan.

“Setahu saya dan yang saya lihat tidak ada bekas lebam atau menghitam, terutama dibagian dada yang sempat saya buka,” ujarnya.

Kades Air Putih Idrus Salam mengaku juga sudah menerima berhasil menghubungi Iskandar dan menuju lokasi pemukiman warga di kaki hutan menemui korban. Dalam pembicaraannya dengan warga, ia mengaku sangat sulit untuk masuk ke dalam hutan dan harus ditempuh berjalan kaki.  “Kondisi hujan ini jelas tidak ada kendaraan yang bisa masuk,” kata Idrus.

Ia dan Polisi juga tengah berusaha melakukan mencari jalan terdekat menuju lokasi yang disebutkan Iskandar  tempat rekannya kini terkapar. Bahan desa juga mengupayakan meminjam kendaraan milik perusahaan untuk menuju lokasi hutan.

“Kita masih mencari cara, untuk kepastian kondisi kedua korban belum bisa kita pastikan seperti apa,” ujar Idrus.

Ibnu Maja keluarga korban di Desa Datar Ruyung mengaku meneirma kabar itu juga dari Iskandar yang berangkat bersama keduanya. Bahkan, Maja sempat panik lantaran Iskandar mengira keduanya sudah meninggal dunia.

“Saat ini sebagin keluarga sudah berangkat ke Putri Hijau untuk menjemputnya. Kita harapkan tidak seperti informasi pertama yang disampaikan Kandek (Panggilan Iskandar,red) bahwa keduanya seperti meninggal,” terang Maja.

Ia juga membenarkan jika ketiganya memang sering berangkat ke lokasi hutan untuk mencari burung dan ayam hutan. Tak banyak perbekalan yang mereka bawa selain burung sebagai alat pikat, jerat dan baterai lampu sebagai alat penerangan.

 “Memang disekitar sana kalau hujan petir sangat kencang. Apalagi di wilayah hutan perbatasan Lebong Kandis dan HGU PT API, lokasinya terbilang tinggi dari dataran. Kami berharap dua keluarga kami tidak apa-apa,” ujar Maja. (qia)

Sumber: RB
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar