BATIK NAU – Kabar buruk
menjelang meningkatnya arus mudik lebaran, menimpa jalan lintas barat
(Jalinbar) Desa Serangai Kecamatan Batik Nau Bengkulu Utara (BU). Badan
jalan beraspal hotmix selebar 2 meter, kemarin (10/7) dinihari terjun
ke laut. Bahkan, kini terlihat lubang besar nyaris membelah badan jalan
yang dibawahnya terus dihantam ombak.
Selebar 2 meter lebih jalan terjun ke
laut terjadi sekitar pukul 01.00 WIB yang bertepatan dengan hujan
deras. Untungnya saat itu tidak ada kendaraan yang melintas diatasnya
sehingga tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.
Kini laut dalam dengan hempasan ombak
seperti membelah jalinbar di Desa Serangai. Bahkan dari atas jalan
diperkirakan kedalaman lubang itu mencapai 20 meter. Lubang terus
melebar karena dinding jalan yang ambles terus dihantam ombak.
Manaf, warga Desa Serangai menuturkan
kepada RB, sejak Rabu (9/7) sore, ombak di laut Serangai memang besar
dan terus menghempas dinding jalan yang saat itu masih dipagari dengan
batu dan kawat beronjong. Puncaknya, dini hari menjelang sahur terdengar
suara keras yang rupanya bronjong berjatuhan ke laut.
“Hempasan ombak itu menyebabkan kawat
bronjong putus, jadi batunya semua berjatuhan dan air langsung
menghantam tanah dinding jalinbar yang ambles itu,” kata Manaf.
Abrasi tersebut sedniri sudah dua hari
belakangan ini terjadi. Namun ombak yang masih tertahan dengan bronjong
membuat bagian jalan masih bertahan. Namun malam tadi ombak laut memang
tinggi dan deras luar biasanya sehingga menghempas bronjong berisi
ratusan ton batu.
“Kalau dilihat tadi malam (Kamis
Dinihari, red) ombaknya benar-benar besar dan tampak ganas. Sangat
tinggi menghantam dinding jalan. Jarak suara bronjong jebol dan jalan
ambles paling hanya 5 menit,” terang Manaf.
Akibat kejadian itu, kini pengendara
terpaksa meningkatkan kewaspadaannya saat melintasi Jalinbar Desa
Serangai. Polisi membuat jalan menjadi satu jalur sehingga kendaraan
yang melintas dari dua arah harus bergantian.
Kapolres Bengkulu Utara AKBP. Ahmad
TArmizi, SH melalui Kasat Lantas AKP. Dedi Kusnadi, SH yang datang di
TKP menuturkan, pihaknya sudah memasang garis polisi sebagai pembatas
jalan sehingga pengendara tidak menggilas jalan yang ambles. Selain itu,
di lokasi juga ditempatkan polisi yang berjaga 24 jam untuk pengamanan.
“Jangan sampai terjadi kecelakaan, makanya kita tempatkan personal
untuk pengamanan lalu lintas,” kata Dedi.
Jalur Alternatif Lewat Batik Nau
Dengan kondisi ombak tinggi dan jalan
yang terus abrasi, ia menuturkan sangat membahayakan arus mudik
mendatang. Jika nyatanya tak ada penanganan maksimal jalan putus total,
mau tidak mau seluruh arus kendaraan pemudik dialihkan ke jalur
alternatif. Jalur alternatif yang disiapkan saat ini adalah melintasi
jalan Ketahun – Desa Batik Nau dan Bintunan.
Selain menempatkan polisi di lokasi
jalan ambles, juga membuat papan pengumuman sebelum memasuki jalan
abrasi. Maklum, selain berada di jalur cepat dan menikung, lokasi juga
tidak ada penerangan sehingga jika tidak kosentrasi tak menutup
kemungkinan kendaraan menerobos garis polisi dan masuk ke laut. (qia)