Minggu, 15 Desember 2013

Minggu, Desember 15, 2013
Amblesnya Jalan Lintas Barat (Jalinbar) tepatnya di Desa Serangai Kecamatan Batik Nau Bengkulu Utara (BU) diungkapkan Kepala Satuan Kerja Pelaksana Jalan Nasional Wilayah I Provinsi Bengkulu, Bambang Eko Saputro, ST, M.Si bukan disebabkan kesalahan dalam pengerjaan konstruksi. Melainkan karena faktor tekstur tanah gambut.

“Tanah gambut dengan kedalaman 14 meter. Dan 6 – 14 meter diantaranya mengalami penurunan. Itu merupakan hasil tes Agustus lalu. Jadi secara konstruksi tidak ada masalah. Tetapi permasalahan di kondisi tanah, dan itu diluar prediksi,” kata Bambang, kemarin (12/12).

Bambang menjelaskan tahun 2011 proyek awalnya ditangani oleh Provinsi Bengkulu dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Provinsi Bengkulu. Adapun pengerjaan yang dilakukan saat itu adalah penimbunan badan jalan. Seyogyanya juga dilakukan pengaspalan jalan. Namun karena permasalahan pembebasan lahan, pengaspalan tidak dapat dilakukan.

“Permasalahan waktu itu, pembebasan lahan. Jadi tidak menyelesaikan keseluruhan. Hanya penimbunan, tidak pengaspalan. Kalau panjang relokasi 350 meter,” tambah Bambang.

Lalu tahun Juni 2012, pengerjaan dilanjutkan oleh Satuan Kerja Pelaksana Jalan Nasional Wilayah I. Adapun yang dikerjakan adalah perbaikan grade untuk memaksimalkan timbunan. Dan selected atau penimbunan koral menstabilkan atau memperbaiki timbunan. “Serta base b, pondasi jalan. Sebelum pengaspalan,” kata Bambang.

Setelah tahun 2012 akhir, pihaknya memperkirakan tanah tidak mengalami penurunan. Dan saat itu kendaraan sudah lewat. “Jadi bagian bawah tidak kami diutak utik, karena bukan kewenangan kita,” tandas Bambang.

Lalu sekitar Mei dan Juni 2013 dilanjutkan dengan pengaspalan dan hotmix jalan. Menurutnya, memang mulai terlihat ada penurunan bahu jalan, sekitar Juli 2013 atau setelah selesai dikerjakan.

“Lalu dicek  tanah dasarnya, dengan sondir atau pengambilan sampel tanah. Ternyata di bawah itu diketahui lahan gambut. Pengecekan pada Agustus,” ungkap Bambang.

Sejak 10 Desember lalu, mobilisasi eksavator dan vibro sudah dilakukan. Sekarang sudah mulai penimbunan tanah. “Dengan asumsi cuaca bagus, dalam seminggu sudah bisa dilewati. Program 2014, akan dilakukan penelitian,” demikian Bambang. (ble)

Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar