ARGA MAKMUR – Febriandani (25) warga Dusun Suko Mulyo, Desa Karang
Suci, Arga Makmur Bengkulu Utara (BU), harus tewas di tangan adik
kandungnya sendiri Bobby Irawan (22), tadi malam (27/6) pukul 18.48 WIB.
Ia tewas mengenaskan dengan satu tombakan di tengah dadanya yang
menembus jantung.
Duel maut saudara kandung itu berlangsung di teras rumah saat sang
bapak Anton Hadi tengah salat di Masjid. Sedangkan di rumah hanya ada
ibunya sendiri yang tidak bisa melerai kejadian yang menewaskan anaknya
tersebut.
Korban tewas setelah ditusuk sang adik dengan tombak yang biasa
digunakan keluarga tersebut untuk membunuh babi. Tombak dengan panjang
sekitar 1 meter dan memiliki bilah pisau sepanjang 30 cm itu dihujamkan
Iwan sapaan Bobby Irawan ke dada sang kakak hingga korban terkapar
bersimbah darah.
Mendapati kakaknya terkapar dengan dada masih tertancap tombak,
pelaku memilih kabur. Saat itu, sang ibu keluar rumah berteriak histeris
mencabut tombak tersebut dari dada anaknya.
Korban sempat dilarikan ke RSUD Arga MAkmur, sayangnya nyawa bapak
satu anak ini tak bisa diselamatkan. Diduga dia tewas merenggang nyawa
di TKP teras rumahnya. Sementara, hingga berita ini diturunkan pelaku
masih dalam pengejaran polisi.
Korban Pegang Senapan Angin
Diduga pembunuhan ini lantaran kedua kakak beradik ini terlibat
pertengkaran lalu berkelahi. Korban diduga memegang senapan angin yang
larasnya sudah diarahkan ke sang adik. Hanya saja, naas bagi korban
tombak yang dipegang sang adik lebih dulu menancap menembus jantungnya.
Kepala Dusun III Desa Karang Suci, Hawiram mengakui antara korban dan
Iwan sebelum pembunuhan itu terlibat pertengkaran. Hal ini diketahuinya
saat bersama berangkat ke masjid dengan Anton ayah keduanya, Anton yang
keluar dari pintu rumah berbicara agar keduanya jangan lagi bertengkar.
“Saya dengar bapaknya (Anton, red) ngomong, Sudahlah kalian berdua ini
bertengkar terus,” kata Hawiram.
Saat itu, Anton tidak mengungkapkan apa alasan kedua putranya
bertengkar. Namun saat itu ia melihat jika korban duduk di samping pintu
rumah dekat kaca sedangkan, Iwan duduk di sisi rumah lainnya yang hanya
berjarak sekira 3 meter.
“Waktu itu memang sepertinya bertengkar, tapi belum berkelahi. Apa
sebabnya tidak ada yang tahu, saya tahu saat warga mendatangi masjid
mengabari bapaknya, lalu kami datang sama-sama ke sini (TKP, red),”
terang Hawiram.
Saat ditemukan pertama kali, selain tubuh yang bersimbah darah, di
samping korban juga ditemukan senapan angin yang diduga digunakan korban
untuk membidik adiknya. Sayangnya, ibu korban yang nampak sangat shok
belum bisa ditanyai warga bahkan berulang kali pingsan mengingat
kejadian tersebut.
“Sekarang senapan angin dan tombaknya sudah dibawa polisi. Barang itu
memang milik keluarga ini dan digunakan untuk berburu,” kata Hawiram.
Sementara Budi Ketua RT 7 menuturkan jika korban memang warga
setempat, meskipun ia sudah berkeluarga dan beranak satu. Istri dan
anaknya tinggal di Kota Bengkulu. Bahkan, informasinya antara korban dan
istrinya akan berpisah.
“Anaknya sudah satu, tapi tinggal di Bengkulu. Selama ini memang kami
tidak tahu jelas bagaimana hubungan kakak adik ini,” kata Budi.
Sehari-hari keduanya selain berkebun juga bekerja sebagai buruh
bangunan. Bahkan, saat kejadian keduanya dikabarkan baru saja lepas
bekerja dan langsung terlibat selisih paham. “Yang tewas itu yang
paling tua, pelakunya yang nomor dua, ada dua lagi adik keduanya,”
terang Arif.
Ia juga menegaskan jika saat warga datang tombak sudah tergeletak di
lantai. Diduga ibunya mencabut tombak yang menembus anaknya tersebut
lantaran sang anak terkapar dalam posisi miring dan tombak yang tembus
ke belakang tubuhnya. “Waktu warga datang, Iwan (Pelaku, red) sudah
tidak ada lagi,” pungkasnya.
Data terhimpun RB, usai melakukan aksi pembunuhan, pelaku kabur ke
arah jalan besar. Saat itu, warga juga mulai berdatangan dan sempat
melihat Iwan, namun warga tidak menyangka jika dialah yang tega membunuh
kakak kandungnya sendiri.
Warga berdatangan setelah mendengar teriakan ibu korban yang ketika
terlihat warga sudah duduk memeluk korban. Saat itu korban sudah tidak
lagi bergerak dengan dada terus mengeluarkan darah.
Kapolres Bengkulu Utara AKBP. Ahmad Tarmizi, SH menuturkan polisi
masih memburu adik korban yang berdasarkan keterangan ibunya sebagai
pelaku pembunuhan. Namun polisi belum mengetahui motif jelas pembunuhan
lantaran ibu maupun bapak korban masih tertutup dan berduka atas
kejadian tersebut. “Kita fokuskan untuk mencari pelaku berdasarkan
keterangan saksi-saksi. Karena kita sinyalir pelaku masih di dalam Kota
Arga Makmur. Kemungkinan ia kabur lantaran panik dan kita harapkan bisa
menyerahkan diri ke Mapolres,” pungkasnya.(qia)