Jumat, 25 April 2014

Jumat, April 25, 2014
ARGA MAKMUR – Pleno KPU Bengkulu Utara (BU) dengan agenda rekapitulasi penghitungan suara caleg DPRD, DPR dan DPD RI Kecamatan Air Napal (masuk Dapil IV), berlangsung panas. Setelah ricuh pada Minggu (20/5) hingga pleno ditunda lantaran sampai pukul 00.00 WIB belum juga tuntas, ketika dilanjutkan kembali pagi Kemarin (21/5), kembali berakhir ricuh.

Saksi Parpol Demokrat, Ruzi sampai maju ke depan melayangkan protes keras ke KPU.
Kerasnya suara Ruzi membuat massa di luar ruang pleno, terpengaruh hingga mulai
berupaya mendekat pintu masuk yang dijaga ketat polisi.
 
Hal ini lantaran hasil penghitungan ulang di 8 TPS yang dilakukan sejak Minggu malam hingga pagi kemarin telah merubah perolehan suara caleg. Akibatnya lebih luas lagi, terjadi pergeseran nama-nama caleg yang bakal duduk di DPRD BU, sejumlah 6 kursi dari Dapil IV itu.

Situasi mulai tak terkendali, setelah saksi dari Partai Demokrat, Rozi melayangkan protes keras. Suara Ruzi yang cukup lantang hingga keluar ruang pleno, memicu reaksi massa dari berbagai caleg. Melihat situasi demkian, puluhan anggota Polres Bengkulu Utara yang stand by diluar ruangan, seketika membentuk barikade mengantisipasi massa menerobos masuk ke ruang pleno.

Kapolres Bengkulu Utara AKBP. Ahmad Tarmizi, SH yang hadir lansgung di lokasi, mengatakan, anggotanya langsung diinstruksikan membentuk formasi menghadapi massa yang dimungkinkan berbuat anarkis. Bagaimanapun kerasnya suara Ruzi dari dalam ruang pleno serta riuhnya suara saksi-saksi lainnya bisa memprovokasi masyarakat yang lain, baik yang ada di dalam ruang tempat berlangsungnya pleno maupun di luar.

Polisi dan massa yang sudah berhadap-hadapan itu, tak sampai berlanjut ke bentrok fisik. Ini lantaran reaksi massa di luar ruangan masih bisa dikendalikan. Apalagi polisi juga berupaya melakukan pendekatan meminta massa tak terpancing. “Silakan dengarkan, tidak usah teriak-teriak,” ujar Kapolres tepat di depan pintu masuk gedung Pleno.

 Kronologis terjadinya kericuhan tersebut, berawal dari penghitungan suara yang ada di 8 kotak suara, selesai dilakukan. Hasilnya, total jumlah suara pemilih, hasil penjumlahan suara dari Kecamatan Air Napal, Kecamatan Enggano, Kerkap, Air Besi, Tanjung Agung Palik dan Hulu Palik, bertambah 5 suara dibandingkan sebelum dilakukan penghitungan ulang. Selain itu juga terjadi pengurangan perolehan suara Demokrat, sejumlah 50 suara.

Berkurangnya perolehan suara Demokrat itu berakibat tergesernya caleg Demokrat, Rozi yang dipenghitungan awal memperoleh kursi. Kursi Demokrat berpindah ke caleg parpol Nasdem yang unggul 30 suara. Itu pula yang membuat Rozi hadir di pleno sebagai saksi parpol menyampaikan protes yang cukup keras, terpengaruh oleh emosinya yang membuncah mendapati kenyataan, kursi yang sudah digenggam terancam lepas.

Rozi usai penghitungan ulang langsung mengangkat tangan interupsi. Ia menilai KPU dan Panwas tidak profesional lantaran sudah ikut serta dalam melakukan penghitungan ulang di tingkat PPK didampingi Kapolres,  lantaran saat itu nyaris ricuh di PPK Air Napal.

“Untuk apa Ketua Panwas, Ketua KPU bahkan Kapolres datang ke Air Napal melihat penghitung ulang. Sekarang dihitung lagi, berarti kalian semua tidak ada harga diri untuk apa pleno di kecamatan kalau nyatanya dihitung ulang lagi,” tandas Ruzi.

Bahkan, Ruzi yang masuk ke tengah sidang pleno sampai melempar berkas yang menbunjukan bukti keiikutsertaan KPU dan Panwas saat Pleno PPK yang sudah ikut serta dalam pengesahan hasil pleno. Ia juga menunjukan Compact Disc (CD) yang menunjukan kehadiran KPU dan Panwas saat penghitungan.

“Ini bukti kalau Panwas hadir saat penghitungan di PPK, mereka juga ikut menyaksikan. Mengapa di sini (Pleno KPU) dihitung lagi dan berubah, ini bukti-buktinya,” ujar Ruzi sembari melemparkan map merah ke Ketua KPU Rodi, ST, M.Si dan Ketua Panwas Titin Sumarni, SH.

Ketua KPU Bengkulu Utara Rodi menanggapi santai protes dari Ruzi. Dia menegaskan jika pleno dan keputusan yang diambilnya sudah sesuai aturan dan melalui rekomendasi Panwas. Termasuk penghitungan ulang yang dilakukan di tingkat PPK dan Pleno KPU kemarin.

“Kita sudah sesuai aturan, kalau memang ada keberatan silakan tempuh jalur sesuai aturan. dan hasil penghitungan suara bisa kita sahkan,” tegas Rodi.

Gebrak Meja, KPU Minta PPK Diamankan


Keributan tak hanya antara Ruzi dan KPU maupun Panwas melainkan juga dengan Ketua PPK Air Napal, Rusman. Sehingga ketua KPU dengan tegas meminta aparat kemaanan untuk mengamankan Rusman lantaran sudah berkomentar dengan nada tinggi dan menggebrak meja.

Rusman meradang lantaran ia menilai hasil perhitungan sama dengan hasil perhitungan pertama PPK sebelum Panwas dan KPU memerintahkan penghitungan ulang. Ia menilai KPU tidak tegas dan melempar bola panas ke PPK lantaran saat itu ada massa di lokasi Pleno PPK.

“Kalau waktu itu KPU tegas dan memerintahkan saya membawa kotak suara ke Arga Makmur akan saya bawa, tapi KPU tidak tegas dan melempar bola panas ke kami. Mestinya tidak akan terjadi seperti ini,” tandas Rusman sembari memukul meja.   Melihat gelagat tersebut, Rodi memotong perkataan Rusman. “Tolong aparat keamanan, amankan PPK,” ujar Rodi.

Beberapa anggota Polres BU termasuk Kabag Ops Kompol. Frengky Leo, Amd langsung berada di belakang Rusman. Untungnya, saat itu Rusman diam dan tak melanjutkan perkataan pedasnya hingga akhirnyab KPU menyatakan perhitungan suara di Air Napal selesai.(qia)

Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar