Rabu, 13 November 2013

Rabu, November 13, 2013
ARGA MAKMUR - Bukan hanya memutus transportasi, banjir di BU juga mengakibatkan lebih dari 1.000 Hektare (Ha) sawah milik warga di 6 desa masing-masing Taba Tembilang Kecamatan, Gunung Selan Arga Makmur, Kalbang, Taba Baru, Suka Langu dan Lubik Gendang Kecamatan Lais terendam banjir bandang. Banjir besar ini merupakan luapan dari sungai Air Nokan yang mengaliri sungai lais menuju laut.
Tak hanya menggenangi sawah, banjir juga mengakibatkan 4 unit truk dan 2 alat berat jenis exsavator di lokasi pertambangan batu Desa Gunung Selan Arga Makmur terjebak tak bisa keluar. Untungnya, lokasi parkir keenam kendaraan ini berada di dataran tinggi sehingga belum hangut terbawa arus deras banjir bandang pukul17.30 WIB sore kemarin.
  
Areal persawahan terbenam banjir akibat hujan yang melanda Kabupaten Bengkulu Utara.SHANDY/RB

Kades Taba Baru Antarudin, menerangkan sekitar 300 Ha lebih sawah milik warganya dipastikan gagal panen dalam musim tanam terakhir tahun ini. Sedangkan, saat ini sebagian besar sawah warga sudah mulai berbuah dan akhir bulan ini dipastikan sudah bisa meraih hasil.

“Banjirnya sangat besar, jangankan padi sawah, pohon disekitarnya saja sampai roboh. Jadi sudah pasti padi tidak bisa lagi diselematkan,” terang Antarudin.

Dituturkannya, sawah yang teredam banjir tersebut merupakan sawah-sawah yang berbatasan langsung dengan sungai nokan. Meski beitu, menurutnya jarak antara sawah dengan sungai nokan sebelumnya mencapai 20-25 M, namun kejadian kemarin terlihat luapan banjir bandang sudah masuk ke lokasi daratan bahkan lokasi perkebunan warga.

“Mungkin bisa jadi  100 meter lebih lokasi darat yang saat ini sudah dialiri air sungai,” terangnya. Hal senada diungkapkan Ujang Ilyas Kades Suka Langu, banjir bandang kemarin diyakini membuat kerugian yang tidak sedikit dari masyarakatnya. PAsalnya, untuk menjelang musim panen hingga saat ini, setidaknya masyarakat mengeluarkan modal yang tidak sedikit terutama pupuk dan pembasmi hama.

“Biasanya kalaupun banjir terjadi di aliran air nokan tidak separah ini (Kemarin,red),” terangnya.
 Sementara Suwarno warga Taba Baru yang melihat datangnya air banjir mengungkapkan jika saat air besar tiba ia tengha berada di pondok karet miliknya yang berjarak sekitar 200 M dari bibir sungai. Menariknya, banjir bandang terjadi justru saat hujan mulari reda.

“Sebelum air datang terdengar suara seperti gemuruh, waktu saya keluar dari pondok saya lihat air sudah meluap keluar dari jalur sungai dan masuk ke sawah warga,” terangnya.

Lantaran air terus membesar bahkan membawa material seperti batu dan pepohonan yang tumbang. Ia memutuskan untuk pulang ke rumahnya. Bahkan di pinggir jalan poros Lais – Arga Makmur yang merupakan dataran tinggi, masyarakat berkumpul hendak menyaksikan derasnya air menyapu sawah dan pemohonan di sekitarnya.(qia)

Sumber : Rakyat Bengkulu 

The Comment : Telah nampak kerusakan di bumi dan di lautan karena ulah manusia itu sendiri. Begitu ya?
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar