ARGA MAKMUR - Bukan
hanya memutus transportasi, banjir di BU juga mengakibatkan lebih dari
1.000 Hektare (Ha) sawah milik warga di 6 desa masing-masing Taba
Tembilang Kecamatan, Gunung Selan Arga Makmur, Kalbang, Taba Baru, Suka
Langu dan Lubik Gendang Kecamatan Lais terendam banjir bandang. Banjir
besar ini merupakan luapan dari sungai Air Nokan yang mengaliri sungai
lais menuju laut.
Tak hanya menggenangi sawah, banjir juga
mengakibatkan 4 unit truk dan 2 alat berat jenis exsavator di lokasi
pertambangan batu Desa Gunung Selan Arga Makmur terjebak tak bisa
keluar. Untungnya, lokasi parkir keenam kendaraan ini berada di dataran
tinggi sehingga belum hangut terbawa arus deras banjir bandang
pukul17.30 WIB sore kemarin.
![]() | |
Areal persawahan terbenam banjir akibat hujan yang melanda Kabupaten Bengkulu Utara.SHANDY/RB
|
Kades Taba Baru Antarudin, menerangkan
sekitar 300 Ha lebih sawah milik warganya dipastikan gagal panen dalam
musim tanam terakhir tahun ini. Sedangkan, saat ini sebagian besar sawah
warga sudah mulai berbuah dan akhir bulan ini dipastikan sudah bisa
meraih hasil.
“Banjirnya sangat besar, jangankan padi
sawah, pohon disekitarnya saja sampai roboh. Jadi sudah pasti padi tidak
bisa lagi diselematkan,” terang Antarudin.
Dituturkannya, sawah yang teredam banjir
tersebut merupakan sawah-sawah yang berbatasan langsung dengan sungai
nokan. Meski beitu, menurutnya jarak antara sawah dengan sungai nokan
sebelumnya mencapai 20-25 M, namun kejadian kemarin terlihat luapan
banjir bandang sudah masuk ke lokasi daratan bahkan lokasi perkebunan
warga.
“Mungkin bisa jadi 100 meter lebih lokasi darat yang saat ini sudah dialiri air sungai,” terangnya. Hal senada diungkapkan Ujang Ilyas Kades
Suka Langu, banjir bandang kemarin diyakini membuat kerugian yang tidak
sedikit dari masyarakatnya. PAsalnya, untuk menjelang musim panen
hingga saat ini, setidaknya masyarakat mengeluarkan modal yang tidak
sedikit terutama pupuk dan pembasmi hama.
“Biasanya kalaupun banjir terjadi di aliran air nokan tidak separah ini (Kemarin,red),” terangnya.
Sementara Suwarno warga Taba Baru yang
melihat datangnya air banjir mengungkapkan jika saat air besar tiba ia
tengha berada di pondok karet miliknya yang berjarak sekitar 200 M dari
bibir sungai. Menariknya, banjir bandang terjadi justru saat hujan
mulari reda.
“Sebelum air datang terdengar suara
seperti gemuruh, waktu saya keluar dari pondok saya lihat air sudah
meluap keluar dari jalur sungai dan masuk ke sawah warga,” terangnya.
Lantaran air terus membesar bahkan
membawa material seperti batu dan pepohonan yang tumbang. Ia memutuskan
untuk pulang ke rumahnya. Bahkan di pinggir jalan poros Lais – Arga
Makmur yang merupakan dataran tinggi, masyarakat berkumpul hendak
menyaksikan derasnya air menyapu sawah dan pemohonan di sekitarnya.(qia)
Sumber : Rakyat Bengkulu
The Comment : Telah nampak kerusakan di bumi dan di lautan karena ulah manusia itu sendiri. Begitu ya?