![]() |
Garasi ambruk (dok. RB) |
Saat kejadian tak ada petugas yang
berada di garasi sehingga tak sampai menyebabkan korban manusia. Akibat
kejadian itu, 4 unit ambulans ringsek dengan beberapa bagian kaca
jendela dan sirine yang pecah. Garasi tersebut ambruk lantaran ditimpa
dahan pohon yang persis berada di samping garasi patah akibat angin
kencang. Dahan pohon tersebut patah saat angin badai disertai hujan yang
terjadi pukul 13.30 WIB.
Honda Beat BD 3717 DR milik Yati,
karyawan RSUD terbilang paling parah kerusakannya. Selain ditimpa kayu
balok tiang garasi, motornya juga ditimpa potongan dahan pohon yang
jatuh persis di tempat parkir motornya.
![]() |
Mobil ambulance tertimpa garasi ambruk (dok. RB) |
Saat kejadian tak hanya motor Yati yang
berada dibawah garasi, setidaknya ada 6 motor lain yang juga diparkir di
tempat yang sama. Namun, sepeda motor lainnya tak sampai tertimpa
material lantaran diparkir di sela ambulans dan material garasi
terhalang oleh mobil ambulans.
Salah seorang karyawan RSUD, Bambang
menerangkan kejadian itu sangat cepat terjadi ketika angin badai
disertai hujan. Tiba-tiba dahan besar pohon yang berada persis di atas
garasi patah dan jatuh menimbulkan suara keras. Saat itulah garasi ikut
ambruk menimba kendaraan dibawahnya. “Suaranya kencang sekali, waktu itu
karyawan dan orang yang melihat belum berani mengevakuasi motor karena
khawatir garasi akan benar-benar ambruk,” jelasnya.
Semua kendaraan baru berhasil dievakuasi
karyawan pukul 14.00 WIB setelah badai berhenti. Direktur RSUD Arga
Makmur, Erdan, SKM, M.Kes menerangkan kejadian ini murni bencana alam.
Meskipun beberapa pihak menilai jika robohnya garasi lantaran fisik
bangunan garasi yang baru dibangun awal tahun ini tersebut tidak kuat.
“Garasi akan kita bangun kembali. Nanti
saya cek bagaimana kondisi ambulans. Laporan terakhir ambulans masih
bisa digunakan, hanya saja memang ada beberapa kaca yang pecah dan
penyok,” jelasnya
Rumah Porak Poranda
Angin kencang yang menghantam kawasan
Kecamatan Ipuh, Mukomuko menelan kerugian bagi warga. Atap rumah Muti
(60), warga Desa Pasar Ipuh terbang dihantam badai. Bukan hanya sengnya
saja yang terbang, termasuk juga kerangka atap yang terbuat dari kayu
juga ikut rusak. Kerangka atap bagian belakang rumahterbang dan
menghantam teras rumahnya. Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 13.15 WIB
kemarin (16/11).
Warga Pasar Ipuh, Arifin mengatakan
hujan dan badai memang sudah melanda Ipuh sejak Sabtu pagi. Akibat hujan
dan badai itu, warga tak banyak beraktivitas dan memilih tinggal di
rumah. Namun warga dikagetkan dengan suara kencang yang berasal dari
rumah Muti. Suara seperti ambruk itu rupanya berasal dari kerangka atap
rumah bagian belakang yang terbang dan menghantam bagian teras.
Akibatnya sebagian rumah Muti tak beratap lagi karena rusak. “Rumah
warga lainnya juga ada yang rusak, namun rusak ringan karena atapnya
yang beterbangan. Namun yang rusak parah itu rumah Ibu Muti,” katanya.
Hingga menjelang sore, angin kencang
terus berhembus. Warga khawatir pohon kelapa yang banyak tumbuh di
pekarangan rumah mereka ikut tumbang.
Arifin menambahlan akibat hujan badai
ini juga memaksa nelayan di Ipuh cepat pulau dari melaut. Nelayan yang
turun melaut tidak mendapatkan hasil apa-apa. “Cuaca buruk, sekitar
pukul 09.00 WIB nelayan sudah pulang. Tidak ada hasil apa-apa,” katanya.
Kades Pasar Ipuh Mardiansyah mengatakan
Muti sekeluarga diungsikan sementara dari rumah itu hingga ada
perbaikan. Pasalnya tiang listrik di depan rumah juga patah. “Rumah itu
rusak berat. Hujan mengakibatkan dalam rumah digenangi air,” katanya.(qia/del)