Kamis, 14 November 2013

Kamis, November 14, 2013
ARGA MAKMUR – Sebanyak 103.988 jiwa pemegang Jamkesmas di Bengkulu Utara (BU) terancam tak mendapatkan obat saat dilayani di RSUD Arga Makmur. Hal itu disebabkan  stok obat generik khusus Jamkesmas di RSUD Arma kritis atau tinggal sedikit lagi.

Bupati Imron Rosyadi
Kekurangan stok obat itu karena menunggaknya dana dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Rp 2,6 miliar selama 6 bulan yang seharusnya disetorkan ke RSUD Arga Makmur untuk pelayanan Jamkesmas. Jika hal ini didiamkan, bukan tak mungkin nantinya warga miskin pemegang Jamkesmas harus merogoh kocek sendiri untuk membeli obat paten dengan harga mahal lantaran obat Jamkesmas tidak ada.

Bupati BU Dr. Ir. HM. Imron Rosyadi, MM, M.Si menerangkan mau tidak mau tertunggaknya dana setoran dari Kemenkes RI untuk pelayanan Jamkesmas tersebut berpengaruh pada stok obat RSUD. Sebab, baik obat maupun infus yang digunakan pasien Jamkesmas dibeli dari dana pelayanan dari Kemenkes.

“Yang kita khawatirkan nantinya stok obat yang kita miliki khusus pasien Jamkesmas habis. Dampaknya sangat besar, bagaimana mungkin pasien Jamkesmas akan membeli obat paten dengan harga yang tinggi,” terang Imron.

Imron mengaku sudah melaporkan masalah kritis obat bagi pasien Jamkesmas ini ke Gubernur Bengkulu untuk membantu melakukan negosiasi ke Kemenkes RI, sehingga bisa segera dicarikan solusinya. RSUD Arga Makmur juga sudah berkoordinasi langsung dengan Kemenkes yang menyebutkan masalah tunggakan ini terjadi di seluruh Indonesia dengan total tunggakan Rp 1,8 triliun.

“Kita kirimkan surat tertulis pada Gubernur dengan tembusan ke DPRD Provinsi dan Kabupaten. Harus ada langkah penyelesaian sehingga tidak membuat masyarakat jadi korban,” ujar Imron.

Terpisah, Direktur RSUD Arga Makmur Erdan, SKM, M.Kes mengakui kondisi stok obat Jamkesmas jauh berkurang seperti biasanya. Namun ia yakin ketersediaan dan ragam obat saat ini masih bisa melayani penyakit-penyakit yang kerap dikeluhkan masyarakat yang menggunakan Jamkesmas. “Stok obat masih tersedia, tapi tentunya tidak bisa terlalu lama,” terang Erdan.

Erdan menerangkan Kemenkes akan mengalihkan dana pelayanan Jamkesmas yang ada di Dinas Kesehatan BU Rp 5 miliar untuk pelayanan tingkat Puskemas. Hanya saja, dana tersebut harus ditarik kembali oleh kementerian dan dialokasikan untuk pembayaran tunggakan di RSUD.(qia)


The Comment : Untuk orang miskin memang segala sesuati dibatasi, termasuk jatah (kewajiban) dari pemerintah untuk 'memelihara' fakir miskin dan anak-anak terlantar. Kalau untuk kaum 'the have' selalu tersedia kapanpun. uang berbicara!
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar