Minggu, 16 Maret 2014

Minggu, Maret 16, 2014
ULOK KUPOI – Kepala SMK Napal Putih, Hendry Chaniago mengakui tindakan menempeleng 10 siswa sekolah tersebut dimana dua diantaranya melapor ke polisi. Itu dilakukan Hendry dengan alasan khilaf, dan tamparan tersebut bukan bermaksud untuk melukai melainkan untuk mendidik siswa yang telah bermain bola voli di dalam kelas saat siswa di kelas sebelahnya  lagi belajar.

Dituturkan Hendry, kemarahannya memuncak lantaran sebelum ia mendatangi kelas tempat 10 siswa tersebut bermaian voli, sudah ada 3 guru yang melarang. Namun tak diindahkan, sebaliknya ada salah seorang siswa justru menjawab larangan itu dengan perkataan kasar dan mengancam akan melukai guru itu bila melintas di desa siswa bersangkutan.

“Makanya saya marah, karena ada guru yang menasihati malah diancam. Satu siswa yang mengancam itu sempat 3 kali saya tempeleng, dan rekan-rekannya masing-masing 1 kali. Setelah itu saya nasihati, siswa itu menyadari perbuatan dan perkataannya tersebut salah. Sayapun menyatakan khilaf telah melakukan itu (menampar) karena ulah siswa itu sudah kelewatan. Jadi sebenarnya setelah kejadian tersebut tak ada masalah lagi,” terang Hendry.

Ia pun terkejut belakangan kejadian itu dipermasalahkan sampai dilaporkan ke polisi. Padahal, tak hanya dengan siswa, Lanjut Hnedry, ia juga sudah mengumpulkan semua orangtua siswa itu, dan langsung menyampaikan permintaan maaf atas kekhilafan itu. Aksi yang dilakukannya juga sudah disadari baik siswa maupun walinya sebagai salah satu bentuk pendidikan.

“Bahkan saya dan wali sudah membuat surat pernyataan perdamaian. Isinya, bahwa saya mengakui kekhilafan saya dan siswa juga seperti itu. Makanya saya juga terkejut kok jadi masalah ini dilaporkan,” tandas Hendry.

Ia juga menilai jika ada indikasi kedua siswa yang melapor ditunggangi oleh seseorang. Bahkan, ia pun sempat mendapatkan SMS bernada ancaman yang isinya tetap akan melanjutkan masalah ini secara hukum.

“Saya memang kurang nyaman dengan SMS tersebut, nadanya seperti mengancam. Saya juga sudah tunjukkan bukti surat perdamaian dengan polisi saat diperiksa. Bahkan, siswa yang lebih banyak saya tempeleng tidak mempermasalahkan masalah ini dan smengakui kesalahannya,” pungkas Hendry. (qia)

Sumber: RB
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar