ARGA MAKMUR – Lokasi paling rawan curang
dalam pemilu legislatif 9 April mendatang di Bengkulu Utara (BU) adalah
Kecamatan Ketahun dan Giri Mulya, terutama beberapa desa yang masuk
dalam wiayah sengketa dan terdapat mata pilih BU dan Lebong dalam satu
desa.
Kapolres BU AKBP. Ahmad
Tarmizi, SH melalui Kabag Ops Kompol. Frengky Leo. Am.d menyadari
potensi kecurangan di perbatasan tersebut. Bahkan, beberapa desa
dikategorikan polisi sebagai daerah rawan sehingga membutuhkan
pengamanan khusus dengan 1 TPS 1 polisi dan 1 TPS 2 polisi. “Kita juga
menyadari potensi tersebut. Di lokasi yang rawan kita tempatkan jumlah
personel berbeda dengan TPS lain,” terangnya.
Salah satu yang
diwaspadainya adalah pemilih yang dua kali menyalurkan hak pilihnya,
yaitu di BU dan Lebong. Hal ini sangat tergantung dengan ketahanan tinta
tanda pemilih yang digunakan sebagai tanda telah memilih. “Kalau tinta
tahan 3 hari, maka potensi kecurangan bisa dieliminir. Tapi jika bisa
langsung dihapus, ini yang harus kita waspadai,” imbuh Kabag Ops.
Minggu depan, Polres akan
melakukan Latihan Pra Operasi (Latpraops) Mantap Brata atau pengamanan
pemilu. Latihan ini akan melibatkan semua elemen yang terlibat di Tempat
Pemungutan Suara (TPS) seperti Satpol PP, Panwas dan Polisi. “Kita akan
buat simulasinya sehingga tidak canggung lagi dalam mengambil tindakan
atas yang mungkin terjadi di masing-masing TPS,” tambahnya.
Khusus Anggota Polri,
menjaga netralitas dan tudingan sangat penting. Ia menegaskan polisi
yang bertugas di TPS dilarang masuk ke dalam TPS dan memegang kotak atau
surat suara, termasuk mengangkut saat kotak suara akan didistribusikan
ke kecamatan. “Tugas Polri hanya mengamankan, menjaga kondisi tetap
berjalan aman dan pemungutan suara sukses. Jangan ada tudingan Polri
tidak netral,” pungkas Kabag Ops.(qia)
Sumber: RB