ARGA MAKMUR – Oknum honorer Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Bengkulu Utara (BU) Titin akhirnya
mengaku menerima ratusan juta dari Gantosori hasil pungutan guru-guru
yang ingin jadi Guru Bantu Daerah (GBD) dan diberi SK palsu. Bahkan,
Titin menyebutkan oknum mantan pejabat Eselon IV di Dikbud juga terlibat
menerima uang setoran Titin.
Menariknya, kemarin (6/3) Titin,
Gantosori dan Agus terduga pelaku pemalsuan dan beberapa guru korban SK
palsu mendatangi Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Mustarani Abidin, SH, M.Si. Lantaran minta saran dia (Mustarani, red)
sebagai tokoh masyarakat Rejang di BU.
Data terhimpun RB, dalam pertemuan
dengan Mustarani kemarin, Titin mengaku uang itu disetorkan pada mantan
pejabat Dikbud yang semula jadi atasannya. Bahkan, SK tersebut juga
dibuat oknum pejabat Eselon IV tersebut dan ia hanya bertugas menerima
uang dari Gantosori lalu mengirimkannya pada sang pejabat. Kemudian
memberikan SK pada guru honor penyetor setelah dibuat sang pejabat.
Bahkan, ia mengaku scan tanda tangan
Kadis Dikbud Haryadi, S.Pd, MM yang tertera dalam SK palsu tersebut
juga ada di dalam laptop milik mantan pejabat tersebut. Laptop tersebut
kini sudah disita polisi sebagai barang bukti.
Dikonfirmasi, Mustarani mengaku hanya
dimintai pendapat lantaran kedekatannya dengan beberapa orang yang
terlibat dalam kasus tersebut secara kekeluargaan. Sayangnya dalam
pertemuan kemarin Titin juga mengakui tak ada bukti ataupun saksi saat
serahterima uang maupun SK palsu antara Titin dan oknum pejabat. “Saya
hanya memberikan saran seperlunya. Yang jelas saya minta berkata jujur
dan ikuti proses hukum,” terang Mustarani.
Ia juga tidak mengambil kesimpulan
apakah benar ada oknum pejabat yang terlibat dalam kasus tersebut atau
tidak. Meski terus memantau kasus tersebut, namun ia mengaku menyerahkan
sepenuhnya pada polisi. “Nanti akan terbuka semuanya dalam proses
hukum. Saya tidak berkompeten dalam masalah itu, hanya sebatas
mendengarkan keluh kesah secara kekeluargaan,” pungkasnya.(qia)
Sumber: RB